Pacitan - Keterbatasan indera pendengaran menjadi kendala bagi Sukiran untuk berkomunikasi. Orang lain harus berbicara lantang agar pesan yang disampaikan dapat dia mengerti.Tak jarang lawan bicara menggunakan bahasa isyarat untuk menegaskan maksud pembicaraan. Ini agar warga Nawangan itu memahami maksudnya.
Kini Sukiran tak perlu bersusah payah menerka-nerka kosakata yang diucapkan orang di sekitarnya. Semua suara mampu dia tangkap dengan jelas. Alat bantu pendengaran yang terpasang di telinga telah membuka penghalang interaksi hingga membuat dunia terasa begitu sempit. Rasa syukur pun terus terucap atas nikmat tak terkira.
"Nggih remen sanget (Ya senang sekali). Alhamdulillah. Pokoke sedaya kepireng cetho (Pokoknya semua terdengar jelas)," ucap Sukiran sembari terus menebar senyum, Senin (11/11/2024) siang.
Pengalaman serupa juga diungkap Novi Rahayu. Perempuan yang tinggal di Kecamatan Tegalombo itu mengaku selama ini terkendala komunikasi saat berurusan dengan warga sekitar. Apalagi jika menyangkut hitungan angka atau kata-kata tertentu. Pemasangan alat bantu dengar membuatnya makin percaya diri hidup di tengah masyarakat.
"Namanya sudah takdir ya harus tetap diterima. Tapi kan tetap harus ada usaha. Jadi dengan alat ini saya sangat terbantu sekali, begitu," tuturnya kepada wartawan di Gedung Graha Bhayangkara, Jalan Ahmad Yani.
Sukiran dan Novi adalah 2 dari puluhan penyandang tuna rungu di Pacitan penerima bantuan alat bantu dengar. Sarana tersebut merupakan bantuan dari Ketua Bhayangkari Daerah Jawa Timur dalam rangka Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari ke-72. Para penerima yang berasal dari 12 wilayah kecamatan juga memperoleh bantuan sembako.
Kapolres Pacitan AKBP Agung Nugroho saat serah terima mengakui, meski dengan keterbatasan fisik cukup banyak warga yang terbukti mampu berkarya dengan baik. Hal itu karena kecakapan serta keahlian yang dimilikinya. Oleh karena itu, pemberian alat bantu pendengaran diharapkan membuat mereka kian berdaya.
Masih menurut Agung, selama ini organisasi istri anggota Polri tersebut memang memberikan perhatian khusus kepada warga masyarakat berkebutuhan khusus. Hal itu karena sebagai warga negara mereka memiliki hak yang sama memperoleh layanan publik. Di sisi lain, kepemilikan alat bantu di antara mereka belum terlalu banyak.
"Sebagaimana pesan dari beliau Ibu Ketua Bhayangkari Daerah Jawa Timur agar bantuan yang diberikan membawa manfaat sekaligus membuat saudara-saudara penyandang gangguan pendengaran semakin berdaya," harapnya.
"Harapan kami agar alat tersebut dirawat dan digunakan dengan baik. Terus sehat dan tetap semangat," pungkas perwira polisi yang pernah mengenyam pendidikan di Leeds, Inggris.