Hadapi Kekeringan, Kapolres Pacitan Meminta Warga Maksimalkan Sumur Bor


 PACITAN – Musim kemarau panjang kembali menghantui Kabupaten Pacitan, Jawa Timur. Kekeringan mulai melanda sejumlah wilayah, tak terkecuali di Desa Belah, Kecamatan Donorojo. Di desa ini, krisis air bersih menjadi langganan tahunan yang membuat warga ketar-ketir.

Menyadari hal tersebut, Kapolres Pacitan, AKBP Agung Nugroho, turun tangan dengan menginisiasi pembangunan sumur bor di berbagai lokasi di 12 kecamatan se-Kabupaten Pacitan. Nantinya, dia meminta warga memaksimalkan fasilitas yang ada. 

Salah satu lokasi sumur bor yang belum lama diresmikan dan diserahkan kepada masyarakat adalah di RT 01 RW 1, Dusun Krajan, Desa Sudimoro, Kecamatan Sudimoro.

Sumur bor ini memiliki kedalaman 100 meter dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan air bersih bagi ratusan warga di sekitar lokasi. 

"Sumur bor itu kami bangun sebagai upaya untuk mengatasi potensi krisis air bersih, khususnya di wilayah pegunungan yang kerap mengalami kekeringan," ujar AKBP Agung Nugroho, Rabu (12/6/2024). 

Program pembuatan sumur bor tersebut tidak hanya berhenti di Desa Sudimoro. Polres Pacitan berencana untuk membangun sumur bor di 12 kecamatan lainnya di Kabupaten Pacitan. 

Hal ini dilakukan karena kebutuhan air bersih sangat penting bagi warga di wilayah pegunungan yang kerap mengalami kekeringan

Kehadiran sumur bor diharapkan dapat membantu meringankan beban warga dan menjadi solusi jangka panjang untuk mengatasi krisis air bersih di Pacitan.

Langkah tersebut tidak sendiri, Polres bersama Dinas PUPR Pacitan ke depan juga terus menjalin sinergitas membangun sumur bor beserta tandon air, listrik, dan pompa air. 

"Semoga dengan langkah ini, kekeringan dan krisis air di Pacitan dapat teratasi," pungkas AKBP Agung Nugroho. 

Langkah Kapolres Pacitan ini disambut antusias oleh warga, terutama di Desa Belah. "Desa kami selalu menjadi langganan kekeringan setiap tahun. Air sumur dangkal sudah kering semua," keluh salah satu warga Desa Belah, Bejo secara terpisah. 

Kekeringan di Desa Belah tak hanya berdampak pada kebutuhan air minum sehari-hari, tetapi juga mengancam hasil panen para petani. "Sawah kami jadi tidak bisa diairi, padinya jadi kering dan mati," ungkap Bejo yang juga Ketua RW itu. 

Dengan adanya sumur bor ini, warga Desa Belah berharap krisis air bersih tak lagi terulang. "Semoga sumur bor ini bisa mengatasi masalah kekeringan di desa kami," harapnya. 

Sementara itu,Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Pacitan, Radite Suryo Anggoro mengaku terus memantau kondisi di sejumlah wilayah.
Sampai saat ini belum ada permintaan droping air bersih. "Belum ada permohonan air bersih," kata Radite.

Selain itu, pihaknya mengimbau kepada masyarakat Kabupaten Pacitan untuk berhemat air. "Dengan berhemat air, setidaknya kita dapat membantu mencegah terjadinya krisis air bersih," jelasnya. (*)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama